Sabtu, 18 Februari 2012

Ksitigarbha Sutra


Amitaha Sutra


Diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke bahasa Mandarin
oleh  Guru Tripitaka Maha Bhiksu Kumarajiva
Diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia oleh
Koordinator Dewan Sangha Walubi (1999-2004)
Y.A.Bhiksu Dutavira Mahasthavira

Sabda Hyang Buddha tentang Amitabha Sutra
(Sukhavativyuha Sutra)

        Demikianlah yang kudengar: Suatu ketika Hyang Bhagava berdiam di Sravasti, di hutan Jeta, dalam taman Anathapindaka, bersama-sama dengan kumpulan para Maha Bhiksu yang berjumlah 1250 orang, semuanya adalah para Arhat. (Ayat 1)

Padmasambhava History




Sejarah Padmasambhava
      Padmasambhava, Lotus-lahir - dikenal sebagai Guru Rinpoche, Master Berharga - adalah dihormati di seluruh rentang Himalaya sebagai seorang Buddha Kedua. Diundang dari India pada abad kedelapan menundukkan pasukan menghambat penyebaran ajaran Shakyamuni, ia berhasil mengubah kekuatan yang bermusuhan sampai sekarang menjadi penjaga dan pelindung dharma murni dan, dalam proses, meninggalkan bekas yang tak terhapuskan di seluruh wilayah Himalaya

PADMASAMBHAVA SUTRA

PADMASAMBHAVA SUTRA
SUTRA SEBAB MUSABAB KEHADIRAN GURU PADMASAMBHAVA



Terpujilah Dharmakaya Guru Padmasambhava yang abadi, kesatuan di dalam 3 masa.
Terpujilah Sambhogakaya Guru Padmasambhava yang suci bersih, memiliki rupa anggun yang tiada banding.
Terpujilah Nirmanakaya Guru Padmasambhava, manifestasi dari karma yang tak terbatas.

Guru Padmasambhava adalah Nirmanakaya dari Amitabha Buddha, Avalokiteshvara Bodhisattva, Sakyamuni Tathagatha dalam bentuk 3 kaya Tantra, yaitu badan jasmani, ucapan, dan pikiran.

Demi untuk menyelamatkan mereka yang memiliki sifat buruk, seperti kaum Ichantika ( orang yang tidak memiliki sifat Ke-Buddha-an ), dan aliran-aliran sesat lainnya. Agar pada diri mereka tumbuh keyakinan yang benar, maka menjelma dalam bentuk Vajra di enam alam kehidupan. Dan sesuai pula dengan tekad untuk membantu semua makhluk tersebut, agar sesegera mungkin memperoleh pembebasan, maka Beliau muncul di dunia ini.

Pada tanggal 10 bulan 7 kalender lunar, setelah 8 tahun Sakyamuni Buddha parinirvana, Beliau terlahir dalam bunga teratai 5 warna di Lautan Tarako sebelah Barat India. Beliau terlahir sebagai Buddha, dari langit turun amrta membersihkan badan jasmani, setelah itu segera membabarkan Dhamma kepada Dewi di tengah samuderaa. Pada waktu itu, raja di sebelah Barat India yang ernama Enchang Photie menggendong-Nya dari dalam bunga teratai dan membawa pulang, serta Ia dijadikan putra mahkota. Kemudian memilih Wen Chang Lung sebagai selir dan diserahkan kedudukan raja. Ketika Beliau duduk sebagai raja, Beliau memiliki ciri 7 Pusaka Raja Cakra.

Sehingga Vajrasattva menampakkan diri di angkasa dan berkata, “Anda sesungguhnya adalah pemimpin agama, bukan sebagai raja politik.” Maka Beliau melepaskan tahta kerajaan dan pergi berguru kepada Yang Mulia Ananda. Lalu menerima warisan Dharma yang disampaikan oleh Sakyamuni Buddha, berupa tatacara melatih diri, penghayatan Sutra maupun Ajaran Dharma lainnya, baik Eksoterik maupun Esoterik. Semua inti pelajaran dari Sakyamuni Tathagatha dipelajari secara mendalam. Ketika Yang Mulia Ananda membabarkan Sila, Buddha Locani memberikan persembahan jubah ( kase ), para Buddha dari 10 penjuru juga menampakkan diri untuk memberkati serta memberikan pujian.

Beliau dengan tekun melatih diri dan belajar dari beberapa Mahaguru, sehingga menguasai semua pelajaran Dharma, Astronomi, dan ilmu bumi lainnya. Di India, tepatnya di kota Nepal daerah Kutapo, tempat yang hening dan suci, Beliau rajin melatih samadhi dan memperoleh 3 Yoga ( keberhasilan ).

Dari Raja Esoterik Vajrapani, Vajra Buddha Locani, para Buddha, Beliau menerima Inti Dharma dari 5 Bagian Maha Tantra, Karma Mudra, dan Metode Pencapaian Ke-Buddha-an dari Dharma Tan Pu Yi, sehingga berhasil mencapai Maha Siddhi Buddha Amitayus.

Suatu ketika, Padmasambhava memohon kepada Vajra Locani Buddha untuk mengajari seluruh Inti Dharma Tantra Luar dan Tantra Dalam. Locani Buddha berkata, “Tidak dapat sembarangan belajar tanpa silsilah dari Guru, dan harus menerima abhiseka terlebih dahulu.” Kemudian Padmasambhava memohon agar semua Buddha menampakkan dirinya untuk memberikan Abhiseka. Locani Buddha berkata dengan suara terbahak-bahak, “Sungguh baik !” Maka diberikannya Abhiseka.

Padmasambhava secara pribadi melihat semua Buddha memasuki tubuh Beliau dan berubah menjadi huruf “Hum,” mencapai keberhasilan Nirmanakaya Avalokiteshvara. Lalu diberikan Abhiseka Mahamuca, sehingga memahami seluruh ajaran Eksoterik serta mencapai keberhasilan Sambhogakaya Avalokiteshvara. Kemudian diberikannya Abhiseka Mawang Foding (Buddha Raja Kuda ) untuk membersihkan 3 karma, muncul Maitri Karuna. Menghilangkan kekotoran batin ( kilesa ) yang halus, mencapai keberhasilan Dharmakaya Avalokiteshvara.

Selanjutnya memperoleh Abhiseka Vajra Acharya dari Maha Vajradhara. Nirmanakaya membabarkan 8 macam Tantra Luar. Sambhogakaya menerima 8 macam Tantra Dalam. Dharmakaya sejati memiliki 8 macam Tantra Rahasia. Semuanya berhasil.

Sebenarnya semuanya hanya merupakan wujud proses saja, Padmasambhava sesungguhnya telah memperoleh 5 Kebijaksanaan Buddha sejak awal, memiliki Dharmakaya yang tiada perbedaan dengan Tathagatha Adharma ( Buddha Atarma ). Padmasambhava demi untuk menundukkan para makhluk hidup lain yang memiliki sifat keras dan sulit ditaklukkan, maka Beliau menampakkan wujud yang gagah perkasa, sehingga semua Mara dan aliran sesat lainnya dapat ditaklukkan begitu mendengar nama-Nya.

Beliau membabarkan Dharma dan menolong para makhluk selama lebih dari 900 tahun di Nepal, India. Dengan menjalankan Maitri Karuna secara bersamaan, keluhuran dan kewibawaannya terdengar di mana-mana. Para makhluk yang telah menghayati Dharma yang dibabarkan oleh Beliau,banyak yang telah mencapai tingkat 10 Dasabhumi dan mencapai Ke-Buddha-an. Setelah itu mendapat undangan dari Raja Tibet Chesung Tezhen ( Trisong Deutsen ), Beliau menuju Tibet untuk membabarkan Dharma, dan menjadi Mahaguru Sesepuh Tantra pertama di Tibet.

Setelah Sang Raja wafat, karena putra mahkota masih kecil, maka Padmasambhava membantu memerintah kerajaan selama lebih dari 10 tahun, di bidang keagamaan dan politik, sehingga negara Tibet, bagaikan cerahnya matahari siang yang bersinar terang benderang. Oleh karena itu, agama Buddha Tantrayana Tibet dikagumi hingga sekarang ini, sesungguhnya adalah jasa dari pembabaran Dharma yang dilakukan oleh Beliau. Beliau jugalah yang telah berhasil menanamkan dasar-dasar yang kuat dalam Tantrayana.

Setelah putra mahkota tumbuh dewasa, dan jodoh Beliau dengan Tibet sudah berakhir, maka Beliau memberitahukan bahwa tak lama lagi akan wafat. Pada waktu itu raja Tibet, para menteri, para orang tua-tua dan 4 kaum, memohon agar Beliau tetap menetap di Tibet.

Padmasambhava berkata, “Saya tidak datang dan tidak pergi, bagi mereka yang percaya pada Saya, Saya segera menampakkan diri untuk membabarkan Dharma. Oleh karena itu, pada setiap tanggal 10 kalender lunar, Saya akan datang menjumpai para siswa.”

Setelah itu, dengan mengucapkan Mantra “Hum, Hum.” 4 Raja Langit turun ke dunia untuk memberikan sekor kuda langit, lalu Padmasambhava dengan menunggang kuda langit tersebut, Beliau naik ke atas langit memasuki Nirvana.

Negeri Padmasambhava berada di sebelah Barat dengan nama Pemaroja. Tempat tersebut begitu agung dan mulia. Ketika Beliau berdiam di tempat tersebut, Beliau sering menghadap Timur dengan penuh Maitri dan Karuna membimbing para makhluk.

Jika ada orang yang bernamaskara untuk mengenang maka cahaya terang segera tiba untuk melindungi tubuh mereka, orang yang berlindung dengan sepenuh hati dan memperoleh sari Dharma-Nya, semuanya akan terbebas dari penderitaan. Cerita tentang kegagahan dan pahala Beliau, serta kejadian-kejadian dalam menolong para makhluk tidak pernah habis.

Pada waktu itu, selir dari raja Tibet memohon kepada Padmasambhava, agar membabarkan Dharma yang “penting.” Padmasambhava berkata kepada selir tersebut, “Hukum Sebab Akibat adalah sesuatu yang harus diyakini. Kelahiran dan kematian merupakan masalah besar yang tak terduga. Oleh karena itu harus memohon pembebasan.”

1.      Pertama adalah mencari dan memilih seorang Vajra Lama sebagai tempat berlindung, lalu dengan ketulusan mengucapkan Catur Sarana.
2.      Bertekad tidak mundur, untuk mengembangkan Bodhicitta.
3.      Menyelamatkan semua makhluk secara luas, dan berpegang teguh pada sila sebagai landasan dasar.
4.      Selalu merenungkan tentang 12 proses sebab akibat ( Paticca samuppada ), mengerti tentang kehidupan dan kematian.
5.      Kemudian dengan tekun melatih Samadhi, dapat melihat ke dalam diri sendiri, yang pada dasarnya merupakan suatu kesucian.
6.      Melatih prajna paramita, dan memahami seluruh fenomena bagaikan impian yang tidak nyata.
7.      Hati tidak melekat kepada apapun, badan jasmani mengikuti kehidupan dengan tenang, bila timbul khayalan harus dapat dikendalikan.
8.      Dalam kondisi yang terhambat maupun lancer, yang baik maupun yang buruk, tidak menimbulkan suka dan benci, selalu sadar dan waspada tetapi tidak melekat kepada sadar dan waspada.
9.      Hati Buddha dan hati sendiri sebenarnya sama. Pandangan sesat tentang “aku” telah dipecahkan. “Kondisi hati” mencapai satu, yaitu menjadi Buddha.

Padmasambhava selalu mengajari dan membimbing umat setahap demi setahap sesuai dengan kemampuan para siswa, sehingga mudah dimengerti dan dapat menyerap umat secara luas. Tidak peduli umat yang rintangan karma ringan maupun yang berat, yang bertemu dengan Beliau pasti mendapat manfaat.

Di dalam Sutra Maha Padma, Padmasambhava mencatat tentang Dhamma yang sebenarnya, mulai dari perkembangannya, berlangsungnya serta berakhirnya Dharma. Secara ringkas dikatakan demikian, Sebenarnya Dharma Buddha Sakyamuni mempunyai masa menetap di Jambudwipa selama 5.50 tahun, karena menolong kaum wanita maka dikurangi 500 tahun.

Ketika Sakyamuni Buddha lahir, usia manusia dapat mencapai 80 tahun. Setelah itu, setiap 100 tahun, usia manusia berkurang 1 tahun. Ketika usia manusia sampai 50 tahun, peperangan bertubi-tubi, perilaku moral sangat tipis, banyak merusak Kitab Suci dan benteng kota. Mara dan makhluk yang jahat sedang berkembang, iklim alam tidak normal, hujan dan terang tidak dating pada waktunya.

Lima macam palawija gagal panen. Dimana-mana terdapat bencana kelaparan dan wabah penyakit menular. Manusia tidak dapat mengendaliakn diri, di antara saudara saling menuduh, anak dan ibu saling mencurigai. Sebagian besar wanita tidak jujur lagi, anak-anak tidak dapat diatur. Saat manusia hidup tidak berada di Jalan yang benar, dan setelah meninggal dunia banyak yang tumimbal lahir di alam yang tidak baik. Banyak yang, meskipun menjadi bhiksu, tetapi jalan hidupnya tidak sesuai.

Ketika itu, Maha Tantra tampaknya berkembang dengan sangat pesat. Kemudian mulai berkurang, yang tertinggal hanya sisanya, sedangkan sarinya sudah pudar. Pada waktu usia manusia hanya mencapai 10 tahun, Dharma semakin lenyap. Setelah melewati masa yang panjang, muncul Buddha Mopa. Sekte Tantra jaya kembali di dunia. Saat ini merupakan masa akhir Dharma, Mara semakin kuat, dan karma buruk manusia semakin berat merupakan masa yang tepat untuk sekte Tantra.

Maha Guru Padmasambhava adalah Raja Dharma Tantrayana. Buddha dari 10 penjuru semuanya menampakkan diri. Makhluk di bumi bagian Timur, berangsur-angsur berkembang dengan baik. Inilah saatnya jodoh mereka tiba. Dengan mengembangkan batin untuk memberi persembahan ruphang, menjalankan Dharma-Nya, maka dapat menghapus segala macam bencana dan rintangan Mara. Dapat memperoleh harta dan menambah kekuasaan, berusia panjang dan tidak ada penyakit, dapat mencapai kondisi “bersatu” dalam meditasi dan memperoleh kebijaksanaan yang dalam, hingga mencapai Anuttara Bodhi, yaitu berhasil mencapai tingkat kesucian yang tertinggi.

Padmasambhava sangat welas asih kepada para makhluk yang akan datang. Mereka sangat melekat dalam perasaannya, mengkhayal, dan membeda-bedakan, tidak dapat menunjukkan sifat Bodhi yang sesungguhnya suci. Maka harus menjalankan Metode Dharani yang telah dicapai para Buddha sebagai jalan masuk, agar karma perbuatan, ucapan, dan pikiran disamakan ( dipadukan ) dengan 3 Rahasia Kesucian Buddha. Tidak perlu melalui masa latihan yang panjang, sudah dapat memutuskan godaan karma yang terhalus, dan dapat mencapai keberhasilan Dharmakaya.

Dengan dibabarkan ajaran ( metode ) yang telah Beliau capai, dan Dharma Avalokiteshvara Bodhisattva, Amitabha Buddha, dan 6 Jalur Vajra ( Sad Jagati Vajra ). Mantra-mantra yang disebutkan adalah “pemegang seluruhnya.” Kekuatan pahalanya sangat tak terduga. Walaupun hanya memegang yang satu, itu sama dengan memegang seluruh Pitaka Dharani. Bila mambacakan Mantra dengan mengembangkan tekad yang luhur untuk menolong para makhluk, maka akan cepat mencapai keberhasilan. Sungguh tak terbayangkan, semua permohonan duniawi maupun non-duniawi akan terkabul.

Pada waktu itu, ketika Padmasambhawa menjelang wafat. Mintanawa Locani Buddha menampakkan diri di angkasa, memuja 32 ciri rupa dan 80 keistimewaan, dan pahala-pahala-Nya. Kemudian diberitahukan pada semua umat, “Umat di kemudian hari yang menjalankan Sutra dan Dharma Padmasambhava, maka dapat mencapai 4 Keberhasilan tentang menyingkirkan karma buruk, menambah kesejahteraan, menumbuhkan cinta kasih, menaklukkan mara bahaya.” Malapetaka yang berhubungan dengan unsure bumi, air, api, angin, dan kekosongan, segera dapat disingkirkan, bagaikan Mustika Ratna Manikam yang dapat memenuhi segala keinginan.

Para Sadhaka seharusnya menyadari Dharma Padmasambhava sulit dijumpai, apalagi diperoleh. Keberadaan sutra tersebut sama seperti kehadiran Buddha, sehingga semua para dewa dan manusia harus memberikan persembahan. Bila kita sendiri membaca dan menulis atau menganjurkan orang lain untuk membaca dan menulis Sutra ini, maka akan selalu dilindungi oleh Padmasambhava dan para Buddha, dengan cepat dapat menyingkirkan karma rintangan, berhasil mencapai Siddhi, semasa hidup akan dilengkapkan kesejahteraan, keluhuran, dan kebijaksanaan.

Bila mengembangkan tekad terlahir di alam Sukhavati, Buddha Amitayus atau Tanah Suci Padmasambhava, maka setelah kematian pasti terlahir di tempat tersebut. Juga bisa menuju ke 10 penjuru Tanah Buddha. Kalau tanpa keragu-raguan, maka segera melihat Buddha dan mendengarkan Dharma Sang Buddha dan mencapai keberhasilan, juga akan dilengkapi berbagai Paramita dan pencapaian Samadhi, sehingga berhasil mencapai Anuttara Samyak Sambodhi.