Gerhana Matahari |
SADHANA SAAT GERHANA
Mahaguru pernah menjelaskan bahwa
waktu yang terbaik untuk melakukan sadhana Akasagarbha Boddhisattva menambah
kekuatan pikiran adalah saat gerhana matahari dan bulan?
Yang dimaksud dengan sadhana pada
saat gerhana adalah menekuni sadhana tertentu pada saat terjadinya gerhana
matahari atau bulan, untuk memperoleh siddhi duniawi maupun adi duniawi (lokiya
maupun lokuttara) , tata cara ini semua telah tercatat dalam Tripitaka.
Beberapa Sutra yang memuat tentang sadhana pada saat gerhana.
《佛說大悲空智金剛大教王儀軌經》(《喜金剛本續》 T. 417)
Sutra Tata Cara
Mahakarunasunyajnanavajragururaja / Hevajratantra
《蘇悉地羯羅經》(T. 807)
Susiddhikara Sutra
《佛說大摩裏支菩薩經》和《末利支提婆華鬘經》(T. 564 ~ T. 566)
Sutra Bodhisattva Marici dan
Sutra Sanggul Maricideva
《佛說妙吉祥最勝根本大教經》(T. 604)
Sutra Manjusrivijayamulagururaja
Sebenarnya pemilihan waktu
gerhana adalah mirip dengan pemilihan 10 hari suci untuk atasila Mahayana.
Namun kita masih memerlukan bukti dari sutra maupun sastra karya Guru Leluhur
Buddhisme sebagai acuan instruksi dari mulut Suciwan, sehingga dapat mencegah
terjadi nya fitnahan dari orang yang kurang memahami dan hanya berkomentar
memakai emosi belaka (fenomena katak dalam tempurung).
1. Bagian Sutra yang diterjemahkan dalam bahasa mandarin:
(mencakup Cina, Jepang dan Korea )
Salah satu praktisinya adalah
leluhur pendiri Tantra Timur di Jepang (Shin Gon) yaitu Kobo Daishi / Konghai
Dashi (空海大師)
yang menekuni Sadhana Akasagarbha hingga Memperoleh Kekuatan Ingatan dan
berhasil membuktikan yukta.
Dalam Sutra Tilisamaya dan Sutra
Kumpulan Dharani ada Tata Cara Ritual Memperoleh Kekuatan Pikiran, ada petunjuk
sadhana saat gerhana untuk memperoleh siddhi. 《底哩三摩耶經》和《陀羅尼集經》
Tentu saja menurut Para Guru
leluhur Budhist yang menjadi penterjemah sutra ke dalam bahasa mandarin, bahwa
segala catatan dan instruksi dalam sutra tersebut adalah ajaran Sejati dari
Sakyamuni Buddha. Maka kita perlu menyajikan terjemahan sutra yang memuat
mengenai sadhana saat gerhana,serta bukti pengesahan dari Para Guru Leluhur Buddhist
mengenai manfaat sadhana pada saat gerhana.
Selain Tiga Guru Pelopor
tantrayan pada jaman Dinasti Tang, masih ada lagi Yasogupta, Subhakarasiṃha、Atigupta、Zhitong、Ratnacinta、Ajitase
na、…..dan
lain lain. Biksu Ajitasena telah menterjemahkan Sutra Sutra ucchusma 「穢跡金剛」.
Selain itu biksu penterjemah Sutra mahaprajnaparmita 《大般若波羅蜜多經》yaitu Mahabiksu
Xuanzang dan penterjemah Maharatnakuta Sutra 《大寶積經》Mahabiksu Bodhiruci,juga
ada menterjemahkan sutra tantrayana yang membahas sadhana saat gerhana.
Bahkan Mahabiksu dari Dinasti
Song, yaitu Tianxizai dan Fa Hsien atau Dharmadeva serta Dharmapala ,dalam
terjemahan sutra tantra juga ada hal sadhana saat gerhana.
2. Bagian Sutra Tibetan
Dalam Tibetan Tantra mempunyai
sastra yang lebih lengkap daripada Buddhism Tiongkok . Dalam Kalacakratantra,Ada
hubungan antara tubuh manusia sebagai mikrokosmos dengan fenomena makrokosmos
yaitu kemunculan bulan dan matahari serta gerhananya, dalam nadi tengah manusia
ada pergerakan angin prajna, orang biasa tidak bisa merasakannya, namun
seseorang yang memiliki pencapaian tertentu bisa merasakannya. Sedangkan
kebiasaan di Tibet saat gerhana matahari atau rembulan, orang orang akan keluar
rumah untuk melafal sutra dan mantra, karena pada saat itu akan ada perubahan
mendadak dari garis cahaya, ini dapat menyebabkan kematian mendadak bagi
makhluk yang hidupnya bergantung pada cahaya maupun kegelapan, maka pelafalan
sutra dan mantra pada saat itu dapat membantu mereka bertumimbal lahir di alam
bahagia. (latihan belas kasih dan kepedulian) Mipham Rinpoche
Menurut keempat aliran besar di Tibet
semua berpendapat bahwa sadhana saat gerhana adalah ajaran dari Sakyamuni
Buddha buktinya :
Di Nyingmapa, Riwayat Mipham
Rinpoche yang menekuni White Manjusri, memperoleh mujijat yang nyata dari
penekunan saat gerhana. Dalam “Sastra Mula Pranidhana dari Samanthabadra
Tathagata memunculkan prajna” 《普賢王如來祈禱能顯自然智根本願文》,juga disinggung bahwa melafalnya
hendaknya pada saat gerhana.
Saat gerhana matahari, dalam
Surya Sutra 《太陽經》
dikatakan :
pahala bertambah bilion kali
Dalam Candra Sutra 《太陰經》 :Saat
gerhana bulan, pahala menjadi 70juta kali.
Bila gerhana muncul di saat waktu
yg baik, maka pahalanya akan berlipat lagi dari keterangan di atas.
(4 waktu unggul adalah tiap bulan
lunar, tanggal 1, 8, 14, 30, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa gerhana
matahari pasti terjadi di saat imlek tanggal 1 atau sekitarnya, dan gerhana
bulan terjadi di tanggal 15 atau sekitarnya.
(Surya Sutra 「太陽經」dan
Candra Sutra 「太陰經」yang
dimaksud diatas adalah Sutra Tibetan,bukan Sutra mandarin yang seperti
biasa dilafal di vihara,ada kesamaan nama tapi berbeda isinya. Sutra ini terdapat
dalam Tibetan Tripitaka )
Panchensakyasri mengatakan : “Ada perbedaan buah pahala
saat empat waktu unggul dengan hari biasa. ..Saat gerhana matahari pahala
bertambah billion kali, saat gerhana bulan, 70juta kali. Bila di empat waktu
unggul terjadi gerhana, pahalanya tak terhingga.
Panchensakyasri adalah pimpinan
vihara yang terakhir di Vihara Nalanda India . Tahun 1204 Masehi diundang
membabarkan Dharma ke Tibet .
Di tiga silsilah sila Tibetan,
salah satunya adalah Silsilah Panchen yang diwariskan oleh Beliau.
Sedangkan 4 Leluhur Sakyapa
menerima sila biksu di bawah pintu Dharma Beliau dan mempelajari Pancavidya.
Selain itu dalam Gelugpa, Tsongkapa
juga mengambil sila kebiksuan dalam naungan pintu silsilah Panchensakyasri.
Menurut Kalender Kalacakra《時輪曆精要》seperti yang
tertuang dalam terjemahan dalam bahasa mandarin di buku Penelitian dan Praktek
Penanggalan Tibetan:《藏曆的原理與實踐》
Disitu terdapat :『Buddha banyak mengajarkan dalam
Sutra Mahayana dan Vajrayana,bahwa
saat terjadi gerhana bulan, efek segala kebajikan dan kejahatan akan meningkat
7 koti . Sedangkan saat gerhana matahari, meningkat 10 koti. Meskipun di tanah
ini tidak dapat melihat gerhana, hanya di tanah lain yang tampak, efeknya tetap
akan meningkat juga. . Oleh karena itu wahai para sadhaka yang bijaksana, saat
itu hendaklah tambah tekun bersadhana, tahap pembangkitan (sadhana awal / luar)
maupun sadhana tahap penyempurnaan. Lakukan pelafalan, berziarah, beramal,
melepas satwa dan perbuatan bajik lainnya』
Juga dikatakan :『Dulu Buddha mencapai ke Buddha an,
Rahu memasuki cakra gerhana bulan, para suciwan saat ini juga demikian saat
merealisasikan kebenaran rahasia dan trikaya, kalacakra external (外時輪) memasuki gerhana matahari
rembulan, Kalacakra internal (內時輪) terjadi
penyatuan antara bija merah dan putih, Kalacakra lain (別時輪)
mengalami penyatuan antara Sukha dan Sunya, menghasilkan Mahasuka yang langka. 』
(Mengenai Kalacakra, external, internal dan lain, bisa kita ketahui
dari penjelasan Mahaguru Liansheng tentang Kalacakra dalam buku khusus
Kalacakra )
Hasil yang istimewa ini diperoleh
dari menuruti instruksi dari Kalacakra Sutra.
Dalam Tantrayana dikatakan bahwa
nadi pergerakan yang paling penting bagi prana adalah nadi tengah atau “rtsa
dbu ma” .
dan nadi kiri dan kanan atau
“cang ma” dan “ro ma”
Pergerakan prana di nadi kanan
dan nadi kiri berhubungan dengan pergerakan matahari dan bulan.
Pergerakan prana di nadi tengah
berhubungan dengan rahu.
waktu pertemuan antara prana di
ketiga nadi adalah sama dengan gerhana.
Ditinjau dari beberapa hal
diatas, kita sudah bisa yakin bahwa hal tersebut sesuai dengan ajaran Buddha
dalam Mahayana dan Tantrayana.
Namun, walaupun cara diatas adalah
bagaikan obat yang sangat ampuh, kedisiplinan dan ketekunan sehari hari
merupakan sebuah syarat yang tak boleh kurang.
Point penting dari Intisari
Penanggalan kalacakra 《時輪曆精要》adalah :
1、Cakra dari tubuh langit、intisari
alam semesta.
2、waktu dan posisi derajat bumi
3、posisi bulan dan matahari
4、pergerakan lima bintang besar
5、Rahu (titik pertemuan antara jalur
kuning dan putih) dan laporan gerhana
6、pengaturan bulan dan matahari
7、musim
8、panjang pendeknya siang dan malam,
waktu per hari.
Mengundangnya :
Namo Ajia She Jie Po Ye } 3x
Mantra Hatinya :
“Namo. A-jia-she-jie-po-ye. Om. Ali. Jia-ma-li. Mu-li. Suo-ha”
( Dilafalkan : Namo. Akyashekyeboye. Om. Ali. Kyamali. Muli. Suoha )108 x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar